· ‘Sailing
Indonesia’, a performance art in University of State of Jakarta [UNJ], Faculty
of Art, in ‘Pancaroba’ a performance art festival by RewindArt #14, November 19th
"SAILING INDONESIA, Sebuah Mimpi Buruk : No More Nightmares!"
(Atieq S S Listyowati)
---
19 November 2015 | 10:30
PANCAROBA
Performance Art Festival
RewindArt # 14
Universitas Negeri Jakarta
Venue:
Auditorium Mafhtuchah Yusuf - UNJ
Kampus A - Gedung F
Jl. Rawamangun Muka, Jakarta
---
Intro: (pembacaan narasi/puisi dibantu oleh Eza Kherid)
Bak berlayar mengarungi dunia.
Lihat!
Musim kemarau berkepanjangan, gunung-gunung tertidur kini makin aktif dan menggelegak. Badai topan berputaran di berbagai wilayah benua. Yunani tak lagi menjadi negeri para dewa, hanya ajang arena pertarungan olimpiade hidup semata. Beberapa negara terpuruk. Mata uang makin tak bermata. Memicu konflik internal, hingga politis dan masalah sosial. Isyu SARA membabibuta. Gerakan radikal sapu bersih jiwa-jiwa papa. Apa itu ISIS? Ribuan pengungsi merambah berbagai ujung dunia. Ratusan pengungsi kalap dan tenggelam di samudera asa. Terlunta-lunta di perbatasan Eropa. Pembantaian orang-orang dan anak-anak hingga bayi-bayi tak berdosa. Bumi Afrika bersimbah darah. Penganiayaan Kancil. Orangutan berhamburan ke pemukiman. Beruang madu meringkuk lapar di pojok lahan manusia. Gadis cilik teringkuk kaku dalam kardus. Sesama saudara saling memaki. Sumpah serapah di antara mulut-mulut bersampah. Kabut asap menipiskan cara pandang manusia. Tetesan jutaan air mata pun tak kan nampak. Hingga terompet panjang sangkakala terdengar nyaring dan lantang pun, di sepanjang lingkar dunia. Meski hujan deras berawan hitam dan puting beliung berpusar menyelimuti Ka'bah. Akankah bisa menghapus dosa-dosa manusia???
Malaikat Jibril termenung di atas Hajjar Aswad. Sayapnya tinggi menjulang menembus langit tanpa batas.
Wajah indahnya menyibak berjuta makna.
Semesta tengah berkata-kata.
Masihkah kita mampu mendengar?
Masihkah kita mampu berpijak di atas bumi pertiwi ini??
Masihkah kita berlayar di samudera kasih kita???
(Performance)
Kehidupan berawal ketika manusia bangun dan bernafas di atas bumi dimana ia dilahirkan. Dimana bumi dipijak di situlah langit dijunjung, yakni: tanah air.
Mengayuhlah dan berlayar sampai jauh, hingga akhirnya berputar kembali ke asal.
Manusia benar-benar bangun dan 'bangkit' ketika telah berhasil memiliki 'harga diri' atas jati dirinya.
Kita seringkali tertidur dalam berjuta mimpi sehingga terlupa untuk bangun. Terlena bermimpi mengarungi samudera dan mengitari dunia, hingga terlupa melabuhkan kapal. Manusia Indonesia masih saja terlupa untuk menambatkan hati dan cintanya kepada bumi pertiwi ini.
(Is it true?)
---
(Atieq S S Listyowati)
---
19 November 2015 | 10:30
PANCAROBA
Performance Art Festival
RewindArt # 14
Universitas Negeri Jakarta
Venue:
Auditorium Mafhtuchah Yusuf - UNJ
Kampus A - Gedung F
Jl. Rawamangun Muka, Jakarta
---
Intro: (pembacaan narasi/puisi dibantu oleh Eza Kherid)
Bak berlayar mengarungi dunia.
Lihat!
Musim kemarau berkepanjangan, gunung-gunung tertidur kini makin aktif dan menggelegak. Badai topan berputaran di berbagai wilayah benua. Yunani tak lagi menjadi negeri para dewa, hanya ajang arena pertarungan olimpiade hidup semata. Beberapa negara terpuruk. Mata uang makin tak bermata. Memicu konflik internal, hingga politis dan masalah sosial. Isyu SARA membabibuta. Gerakan radikal sapu bersih jiwa-jiwa papa. Apa itu ISIS? Ribuan pengungsi merambah berbagai ujung dunia. Ratusan pengungsi kalap dan tenggelam di samudera asa. Terlunta-lunta di perbatasan Eropa. Pembantaian orang-orang dan anak-anak hingga bayi-bayi tak berdosa. Bumi Afrika bersimbah darah. Penganiayaan Kancil. Orangutan berhamburan ke pemukiman. Beruang madu meringkuk lapar di pojok lahan manusia. Gadis cilik teringkuk kaku dalam kardus. Sesama saudara saling memaki. Sumpah serapah di antara mulut-mulut bersampah. Kabut asap menipiskan cara pandang manusia. Tetesan jutaan air mata pun tak kan nampak. Hingga terompet panjang sangkakala terdengar nyaring dan lantang pun, di sepanjang lingkar dunia. Meski hujan deras berawan hitam dan puting beliung berpusar menyelimuti Ka'bah. Akankah bisa menghapus dosa-dosa manusia???
Malaikat Jibril termenung di atas Hajjar Aswad. Sayapnya tinggi menjulang menembus langit tanpa batas.
Wajah indahnya menyibak berjuta makna.
Semesta tengah berkata-kata.
Masihkah kita mampu mendengar?
Masihkah kita mampu berpijak di atas bumi pertiwi ini??
Masihkah kita berlayar di samudera kasih kita???
(Performance)
Kehidupan berawal ketika manusia bangun dan bernafas di atas bumi dimana ia dilahirkan. Dimana bumi dipijak di situlah langit dijunjung, yakni: tanah air.
Mengayuhlah dan berlayar sampai jauh, hingga akhirnya berputar kembali ke asal.
Manusia benar-benar bangun dan 'bangkit' ketika telah berhasil memiliki 'harga diri' atas jati dirinya.
Kita seringkali tertidur dalam berjuta mimpi sehingga terlupa untuk bangun. Terlena bermimpi mengarungi samudera dan mengitari dunia, hingga terlupa melabuhkan kapal. Manusia Indonesia masih saja terlupa untuk menambatkan hati dan cintanya kepada bumi pertiwi ini.
(Is it true?)
---
No comments:
Post a Comment